Malam Di Maliboro

oleh Fara Diba

Yogyakarta – Kota yang dijuluki sebagai kota pendidikan ini seperti tak pernah lepas dari keramaian. Malioboro salah satunya. Ketika malam menjelang (27/06), keramaian Malioboro tetap dapat dirasakan. Tak hanya warga lokal, namun warga yang dari luar daerah seperti Cirebon - Jawa Barat maupun Kediri – Jawa Timur turut meramaikan Malioboro. Terlihat jejeran bis luar daerah terparkir di tengah alun-alun kota. Hal ini disebabkan oleh karena wilayah dan bangunan-bangunan kota berupa Keraton Yogyakarta serta adanya Taman Pintar begitu memikat hati para wisatawan. Belum lagi banyaknya cinderamata maupun jajanan khas yang diperjualbelikan begitu marak diserbu pembeli. Bahkan, wisatawan asing pun terkadang masih dapat dijumpai lalu lalang di wilayah kota tersebut.

            Namun demikian, kota yang terlihat ramai tak sepenuhnya menyenangkan. Tak hanya para pedagang yang meraup untung di Malioboro, tapi seperti dijumpai banyaknya para pengamen liar jalanan yang menjajakan lagu pada para pendatang. Mereka yang mengaku bertemu dengan pengamen jalanan merasa resah, karena dianggap mengganggu kenyamanan kota. Saat ditemui seorang siswa klas 8 SMPN 1 Panguragan Cirebon yang bernama Erlia Widiani, mengaku senang tapi juga kecewa terhadap pengamen jalanan. “Saya senang mbak kalo malam bisa jalan-jalan bareng temen-temen. Apalagi di Malioboro suasananya selalu ramai. Tapi sayangnya ada gangguan. Saya kecewa pas lagi nongkrong dimana gitu selalu didatengi sama para pengamen”, tutur Erlia saat dikerumuni oleh teman-temannya. Erlia juga menambahkan bahwa adanya sopir atau pengendara becak yang selalu memberhentikan jalannya untuk menawarkan tumpangan. “kalo satu atau dua sopir becak gak apa-apa mbak, tapi ini hampir semua sopir becak menawari tumpangan. Saya bingung, jadinya saya tinggal lari sama temen-temen”, jelasnya sambil tertawa kecil.

            Sekalipun kota Malioboro, tak sedikit kota yang mengalami hal serupa. Banyaknya para pengamen jalanan yang menjual lagu demi rupiah. Akan tetapi, tak sedikit pula para wisatawan luar daerah yang tak mengurungkan niatnya untuk tetap mendatangi keramaian kota Malioboro. Di antara mereka selalu berbondong-bondong membeli dan membawakan hasil oleh-oleh khas Yogyakarta untuk keluarga tercinta di rumah.