Selasa, 15 Juli 2014

Malioboro Mu, Malioboro Kita



Oleh : Friska Renytasari



Kediri (15/7). Siapa yang tak kenal kawasan tersohor Malioboro yang ada di Yogyakarta. Malioboro merupakan jalan yang panjangnya tidak lebih dari 2 Kilometer, membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara sampai pertigaan pojokan Gedung Agung diujung Selatan. Jalan ini merupakan jalan  legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta.
Siang hari, sepanjang Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan ada toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta  sepanjang trotoarnya dijejali  lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang ikut menggerakkan perekonomian warga Yogyakarta.
Sedangkan pada malam hari, Malioboro dipenuhi aroma dari berbagai sajian kuliner yang siap menggoda penciuman parapelancong baik lokal maupun mancanegara, terhampar ratusan tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai menu kuliner lainnya. Keriuhan suasana lesehan akan dilengkapi oleh alunan sejumlah seniman yang melantunkan musik dan lagu secara nomade (dalam istilah kuno disebut sebagai “mbarang” atau pengamen).
Rasanya Jalan Malioboro ini tidak akan pernah tidur karena akan tetap ada hiruk pikuk baik warga maupun wisatawan, mulai dari pagi hingga pagi lagi. Di Malioboro selain memburu kuliner khas Jogja kita dapat berbelanja barang-barang yang dijadikan buah tangan untuk keluarga maupun kerabat tercinta, tak perlu khawatir dengan harga-harga yang akan ditawarkan pedagang kepada kita. Jika kita termasuk orang yang suka akan tawar-menawar, yang paling cocok berbelanja di lapak-lapak penjaja oleh-oleh khas Jogja. Namun, jika tidak suka akan tawar menawar kita bisa berbelanja di pertokoan pusat oleh-oleh yang ada di kawasan Malioboro.
Perjalanan wisata tanpa mengenenal kuliner dan memborong kerajianan khas daerah tujuan pasti terasa kurang lengkap dan kurang nikmat, karena kedua hal tersebut sebenarnya inti dari perjalan wisata. Meski demikian saat sepanjang jalan Malioboro ini sangat ramai, para wisatawan yang asyik berbelanja maupun mencicipi kuliner dituntun harus tetap berhati-hati karena tidak jarang terjadi kejadian kriminal seperti pencopetan dan penodongan terjadi di kawasan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar