Nganjuk
- Hasil tanam bawang merah telah mampu membawa berkah
bagi masyarakat Nganjuk, khususnya di kecamatan Rejoso. Salah satu warga bernama
Pardi (51) dan Wartini (45) saat diwawancarai kemarin (10/05), sepasang suami
istri ini mengungkapkan telah merasakan hasil jerih payah keuntungan tanam
bawang merah. Penanaman yang dilakukan di desa Setren banyak memberi pengaruh
terhadap warga setempat. Mayoritas warga bekerja sebagai petani bawang merah.
Kota sentral penghasil bawang merah terbesar ini
menghasilkan bawang merah jenis Thailand yang merupakan hasil tanam unggul
dibandingkan jenis Bauci. Keunggulan bawang merah jenis Thailand dianggap lebih
menguntungkan dan mudah ditanam. Selain itu, tidak mudah busuk dan lebih tahan
lama juga ukurannya yang lebih besar serta rasanya ketika dimasak lebih sedap.
Lain dengan bawang merah jenis Bauci, selain penanamannya sulit, ukurannya juga
kecil-kecil dan kurang mantap saat dimasak.
Saat melintasi jalan, banyak terlihat bawang merah
dijemur di depan rumah untuk mengeringkan daun bawangnya. Bahkan ada yang menyimpannya
dengan menggantungnya di bawah atap rumah. Hal ini dilakukan selama kurang
lebih sembilan bulan yang difungsikan sebagai cikal bakal bibit tanam bawang
merah. Pardi juga menjelaskan bahwa selama dibiarkan berbulan-bulan membutuhkan
semacam bubuk pengawet. “kalo mau
tahan lama ya harus pakek bubuk
pengawet mbak. Bubuknya dari bahan
micin sama kalsium”.
Dari hasil penjualan bawang merah inilah Pardi dan
Wartini dapt membeli satu buah motor Honda Beat serta membangun rumah. Warga
Rejoso berpondasi pada sebuah prinsip yang kuat, bahwa untuk bekerja mencari
nafkah halal yang penting harus tatak (lapang) meskipun harus jual sapi untuk
mencari modal.
Pada dasarnya setiap tumbuhan atau bawang merah dapat
tumbuh dengan baik jika musim atau cuaca mendukung. Sehingga, hasil yang
dicapai sesuai harapan. Lebih dari itu, tidak hanya sekedar cuaca yang
mendukung. Tapi, ilmu menanam padi juga sangat diperlukan. Hal ini, untuk
menghindari terjadinya kecerobohan saat menanam bibit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar