Oleh : Irma Novantia Dewi
Nganjuk – Kehidupan dunia memang identik dengan hingar bingar aktivitas manusia. Untuk melakukan aktivitas baik pagi, siang, sore, maupun malam hari. Tapi, ada yang berbeda dari salah satu desa di sini. Tepatnya di Dusun Puhkerep, Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Pada malam hari, suasana desa yang sebagian besar memang terdiri dari persawahan yang luas ini, terlihat lebih mencekam dari yang lain. Warga desa pun banyak yang lebih memilih menghabiskan waktu di rumah dari pada bercengkerama di luar rumah. Kecuali untuk golongan pemuda dan bapak-bapak yang terkadang memang masih terlihat bercengkerama di pos atau warung kopi.
Sebagai
salah satu desa yang dijadikan lokasi KKN oleh salah satu universitas dari kota
Kediri, tentu semakin membuat ramai desa ini. Aura mistis yang tidak diketahui
oleh sebagian besar mahasiswa ini pun mereka rasakan ketika sudah beberapa hari
hidup di desa ini dan mereka yang merasakan pengalaman di malam hari. Perasaan
ini mulai muncul sejak awal, kami berusaha cuek terhadap hal-hal yang di luar
nalar. Tetapi kami tidak dapat bersikap cuek lagi ketika kejadian demi kejadian
mulai tampak begitu jelas.
Namanya
Sinta, salah satu mahasiswa KKN yang memiliki pengalaman bertemu dengan berbagai
makhluk dari dimensi di luar daya tangkap panca indera manusia secara normal.
Pada pengalaman yang cukup mengerikan ketika dia dengan teman-teman satu timnya
yang terdiri dari tiga orang melakukan sensus penduduk pada malam hari.
Tepatnya hari Senin malam, tanggal 5 Mei 2014 kemarin, di sebuah pohon dekat
salah satu SD, dia melihat sosok genderuwo. Karena sudah tidak mampu
menyembunyikan rasa takutnya, dia pun langsung balik pulang. Teman lain yang
mengetahui sinyal itupun segera mempercepat jalannya untuk dapat segera sampai
di posko.
Di
lain tempat pada hari yang sama, salah satu tim sensus yang terdiri dari Vino,
Ajeng, dan Rahma juga mengalami hal yang serupa. Mereka sensus dengan
mengendarai dua buah sepeda motor. Rombongan pun di bagi menjadi dua, Vino
sensus sendiri, Rahma berpasangan dengan Ajeng. Selesai Ajeng dan Rahma sensus
di salah satu rumah penduduk yang terbilang cukup “ngeri” karena arsitektur
rumah yang luas dan terbilang sangat kuno dengan penerangan yang minim, membuat
bulu kuduk mereka agak bergidik. Selesai itu, mereka menunggu Vino di halaman
rumah penduduk yang terbilang luas. Tanpa sadar mereka becanda kelewat batas.
Karena Nganjuk merupakan kota angin membuat masalah tersendiri bagi mahasiswa
KKN disini.
Ketika
asyik ngobrol, tiba-tiba Ajeng kentut dengan sangat kerasnya. Hal itu membuat
mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba Rahma membuang ludah
sembarangan yang kemudian ditegur oleh Ajeng. Beberapa saat kemudian terdengar
suara dari belakang mereka, “tut…tuutttt…tuuuttt…”. Mereka mengira itu suara
motor Vino. Setelah menoleh ke belakang mereka sadar bahwa tidak ada
siapa-siapa di belakang mereka. Terus dari mana suara itu tadi? Rahma pun
langsung lari sekencang mungkin meninggalkan Ajeng yang ada di atas motor.
Dengan cepat dan dihinggapi rasa takut luar biasa, Ajeng segera menyalakan
motor dan menyusul Rahma pulang untuk segera kembali ke posko.
Hawa
mistis tidak hanya sampai disitu. Pada tengah malam ketika semua anggota KKN
sedang tertidur Nurul mengalami suatu hal yang ganjil. Semua anggota KKN memang
tidur bersama di ruang tamu dan ruang tengah. Ketika tengah malam Nurul tanpa
sengaja terbangun. Pintu arah dapur yang saat itu memang belum tertutup,
terlihat olehnya sekelebetan sosok makhluk astral yang mengagetkannya. Hal itu
membuatnya terjaga dan segera berpindah posisi tidur.
Pada
keesokan harinya, kami menceritakan rentetan kejadian yang kami alami. Hal
itupun ternyata dibenarkan oleh ibu kos. “Memang, Puhkerep itu terkenal agak
angker mbak. Kalau melakukan sensus jangan malam, mending pagi atau sore saja”,
ungkapnya.
Semenjak
kejadian itu, kami yang awalnya agak cuek semakin mmenjadi penakut semua.
Ketika ke kamar mandi pun harus bersama.
Memang
kita boleh percaya atau tidak terhadap hal gaib yang ada di sekitar kita. Tapi
kita harus yakin bahwa dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia. Alangkah
baiknya kita menjaga sopan santun di lingkungan yang belum kita kenal dan tidak
melakukan hal yang dapat mengundang “mereka” menjadi marah terhadap kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar