Rabu, 14 Mei 2014

Berbagi Dunia di Malam Hari



Oleh : Irma Novantia Dewi

 
Nganjuk – Kehidupan dunia memang identik dengan hingar bingar aktivitas  manusia. Untuk melakukan aktivitas baik pagi, siang, sore, maupun malam hari. Tapi, ada yang berbeda dari salah satu desa di sini. Tepatnya di Dusun Puhkerep, Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Pada malam hari, suasana desa yang sebagian besar memang terdiri dari persawahan yang luas ini, terlihat lebih mencekam dari yang lain. Warga desa pun banyak yang lebih memilih menghabiskan waktu di rumah dari pada bercengkerama di luar rumah. Kecuali untuk golongan pemuda dan bapak-bapak yang terkadang memang masih terlihat bercengkerama di pos atau warung kopi.
Sebagai salah satu desa yang dijadikan lokasi KKN oleh salah satu universitas dari kota Kediri, tentu semakin membuat ramai desa ini. Aura mistis yang tidak diketahui oleh sebagian besar mahasiswa ini pun mereka rasakan ketika sudah beberapa hari hidup di desa ini dan mereka yang merasakan pengalaman di malam hari. Perasaan ini mulai muncul sejak awal, kami berusaha cuek terhadap hal-hal yang di luar nalar. Tetapi kami tidak dapat bersikap cuek lagi ketika kejadian demi kejadian mulai tampak begitu jelas.
Namanya Sinta, salah satu mahasiswa KKN yang memiliki pengalaman bertemu dengan berbagai makhluk dari dimensi di luar daya tangkap panca indera manusia secara normal. Pada pengalaman yang cukup mengerikan ketika dia dengan teman-teman satu timnya yang terdiri dari tiga orang melakukan sensus penduduk pada malam hari. Tepatnya hari Senin malam, tanggal 5 Mei 2014 kemarin, di sebuah pohon dekat salah satu SD, dia melihat sosok genderuwo. Karena sudah tidak mampu menyembunyikan rasa takutnya, dia pun langsung balik pulang. Teman lain yang mengetahui sinyal itupun segera mempercepat jalannya untuk dapat segera sampai di posko.
Di lain tempat pada hari yang sama, salah satu tim sensus yang terdiri dari Vino, Ajeng, dan Rahma juga mengalami hal yang serupa. Mereka sensus dengan mengendarai dua buah sepeda motor. Rombongan pun di bagi menjadi dua, Vino sensus sendiri, Rahma berpasangan dengan Ajeng. Selesai Ajeng dan Rahma sensus di salah satu rumah penduduk yang terbilang cukup “ngeri” karena arsitektur rumah yang luas dan terbilang sangat kuno dengan penerangan yang minim, membuat bulu kuduk mereka agak bergidik. Selesai itu, mereka menunggu Vino di halaman rumah penduduk yang terbilang luas. Tanpa sadar mereka becanda kelewat batas. Karena Nganjuk merupakan kota angin membuat masalah tersendiri bagi mahasiswa KKN disini.
Ketika asyik ngobrol, tiba-tiba Ajeng kentut dengan sangat kerasnya. Hal itu membuat mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba Rahma membuang ludah sembarangan yang kemudian ditegur oleh Ajeng. Beberapa saat kemudian terdengar suara dari belakang mereka, “tut…tuutttt…tuuuttt…”. Mereka mengira itu suara motor Vino. Setelah menoleh ke belakang mereka sadar bahwa tidak ada siapa-siapa di belakang mereka. Terus dari mana suara itu tadi? Rahma pun langsung lari sekencang mungkin meninggalkan Ajeng yang ada di atas motor. Dengan cepat dan dihinggapi rasa takut luar biasa, Ajeng segera menyalakan motor dan menyusul Rahma pulang untuk segera kembali ke posko.
Hawa mistis tidak hanya sampai disitu. Pada tengah malam ketika semua anggota KKN sedang tertidur Nurul mengalami suatu hal yang ganjil. Semua anggota KKN memang tidur bersama di ruang tamu dan ruang tengah. Ketika tengah malam Nurul tanpa sengaja terbangun. Pintu arah dapur yang saat itu memang belum tertutup, terlihat olehnya sekelebetan sosok makhluk astral yang mengagetkannya. Hal itu membuatnya terjaga dan segera berpindah posisi tidur.
Pada keesokan harinya, kami menceritakan rentetan kejadian yang kami alami. Hal itupun ternyata dibenarkan oleh ibu kos. “Memang, Puhkerep itu terkenal agak angker mbak. Kalau melakukan sensus jangan malam, mending pagi atau sore saja”, ungkapnya.
Semenjak kejadian itu, kami yang awalnya agak cuek semakin mmenjadi penakut semua. Ketika ke kamar mandi pun harus bersama.
Memang kita boleh percaya atau tidak terhadap hal gaib yang ada di sekitar kita. Tapi kita harus yakin bahwa dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia. Alangkah baiknya kita menjaga sopan santun di lingkungan yang belum kita kenal dan tidak melakukan hal yang dapat mengundang “mereka” menjadi marah terhadap kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar