Kamis, 08 Mei 2014

Chikungunya Menyerang Posko 43


Chikungunya Menyerang Posko KKN 43
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi alphavirus ini menyerang 3 mahasiswa KKN di posko 43 Desa Sanggrahan. Mahasiswa penderita chikungunya tidak menyadari bahwa terserang chikungunya, awalnya mereka hanya merasakan sakit di bagian kaki dan tangan tetapi setelah beberapa hari mereka mengalami demam dan mual.
Alphavirus penyebab chikungunya disebarkan melalui gigitan dari nyamuk spesies Aedes Aegypti. Penderita penyakit ini merasakan nyeri sendi hebat terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, serta persendian tangan dan kaki. Salah satu gejala penyakit ini adalah demam mendadak yang mencapai 39. Meskipun chikungunya disebarkan oleh nyamuk yang juga menularkan penyakit demam berdarah, chikungunya bukan penyakit yang mematikan hanya saja penderita yang sudah terlambat tidak mendapat penanganan akan mengalami kelumpuhan. Virus tersebut dipindahkan dari satu penderita ke penderita yang lain. Bisa jadi, mahasiswa yang menderita chikungunya tertular dari mahasiswa yang telah terinfeksi virus chikungunya sebelumnya.
“Awalnya saya mengalami demam tinggi setelah itu seluruh badan saya terasa sakit semua, setelah saya periksakan ke dokter ternyata saya terserang chikungunya. Di posko ini ada banyak baju yang tergantung di kamar-kamar dan tempatnya juga gelap sehingga banyak nyamuk yang bersarang di kamar.” Ujar Kurniawan, mahasiswa KKN yang terserang chikungunya.
Banyaknya nyamuk di posko 43 tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penyebab beberapa mahasiswa KKN terserang chikungunya. Lingkungan posko yang padat penduduk menyebabkan air limbah rumah tangga tergenang dan sampah berserakan dimana-mana sehingga menyebabkan jentik-jentik nyamuk bersarang.  Selain itu, tempat yang lembab juga dijadikan nyamuk yang aktif di siang hari sebagai tempat berkembangbiak.
Dari kejadian tersebut mahasiswa KKN di posko 43 melakukan kegiatan sosialisasi bahaya chikungunya dan demam berdarah kepada masyarakat sekitar agar wabah chikungunya tidak terjadi di Desa Sanggrahan, karena beberapa waktu sebelumnya salah satu anak di desa itu mengalami sakit demam berdarah. Mahasiswa juga melakukan kerja bakti agar lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Perangkat Desa Sanggrahan sebenarnya juga telah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mencegah demam berdarah seperti pemberian bubuk abate dan gerakan membersihkan bak mandi dan tempat penampungan air satu minggu sekali. Selain program dari desa yang harus terus dilaksanakan, sebaiknya masyarakat juga lebih sadar lagi akan kebersihan dan kesehatan lingkungan  agar chikungunya dan demam berdarah tidak mewabah  di lingkungan tempat tinggal mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar