Kamis, 08 Mei 2014

SUKA DUKA MEMANEN BAWANG MERAH







oleh : DWI NIHAYATUL KHUSNA
10.1.01.07.0055

SUKA DUKA MEMANEN BAWANG MERAH
Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang dibutuhkan oleh setiap ibu rumah tangga setiap mereka memasak. Bawang merah pun biasanya juga ditanam di sawah-sawah warga yang biasanya terletak di daerah pinggiran kota, salah satunya yang ada di desa Senjayan. Desa Senjayan merupakan desa yang terletak di kec. Gondang Kab. Nganjuk. Desa ini termasuk desa yang terpencil dan jauh dari hingar bingar kehidupan kota. Kehidupan di desa senjayan ini lumayan nyaman. Mayoritas warga sini bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu hasil pertanian di desa ini adalah bawang merah. Dalam proses memanen kali ini pak Tasmin yang merupakan salah satu warga di desa ini yang juga memiliki lahan sawah yang ditanami bawang merah berencana mempekerjakan dua orang pekerja dan dibantu oleh menantunya. Momen ini kemudian juga di manfaatkan oleh mahasiswa KKN UNP Kediri dari kelompok 54 untuk membantu proses memanen bawang merah milik pak Tasmin. Hal ini dilakukan guna membantu Pak Tasmin agar beliau tidak perlu mempekerjakan banyak orang. Selain itu secara kebetulan pak Tasmin adalah bapak pemilik rumah yang di tempati sebagai posko mahasiswa KKN kel 54.
Proses panen kali ini sedikit berbeda dari biasanya, menurut bu Tasmin  yang merupakan istri dari Pak Tasmin, kualitas hasil panennya kali ini sedikit  menurun karena terserang hama dan intensitas hujan yang tinggi di malam hari. Bukan hanya keluarga pak tasmin saja yang merasakan hal ini, namun para petani lainpun juga mengalami hal serupa. Sebagai perbandingan misalnya, pada panen tahun kemarin dapat menghasilkan panen yang memuaskan, namun kali ini menurun drastis.  Salah satu warga desa yang bernama Sundari yang merupakan menantu Pak Tasmin sampai menjual sapinya untuk biaya penanaman kembali bawang merah.
Menurut Bu Rubingah warga dusun Karang Ingas, Sebenarnya di desa senjayan ini hanya beberapa petani yang berani menanam bawang merah, hal ini dikarenakan mengandung resiko yang cukup tinggi dikarenakan membutuhkan modal yang besar, pemeliharaan tanaman yang membutuhkan ketekunan serta harga jual bawang merah yang tidak stabil dari waktu ke waktu.

Perkiraan harga jual bawang merah pada bulan ini dari petani sekitar Rp. 5000 – Rp. 7000 per kilogram. Padahal jika menilik panen yang dilakukan tahun kemarin yang bisa mencapai Rp. 40.000 per kilo. Bisa dibayangkan betapa makmurnya para petani di desa ini jika harga bawang merah tetap stabil. Namun kenyataannya harga bawang merah tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh para petani. Karena itulah hanya petani yang ulet dan memiliki keberanian dalam mengambil resiko tinggilah yang mampu bertahan dengan keadaan seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar